Khutbah Jumat_Muhasabah Setelah Beramal


MUHASABAH SETELAH BERAMAL



اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلَذِيْ جَعَلَ فِيْ تَعاقُبِ الليَالِى والأَيّامِ عِبْرَةً للمُعْتَبِرِيْنَ ، وَفِيْ انصِرامِ اشُّهورِ والأَعْوامِ ذِكْرَى لِعبَادِه المؤمِنينَ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمَا كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْسِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّه فَقَدْ فَازَ اْلُتَّقُوْنَ ، حَيْثُ يَقُوْلُ تَبَا رَكَ وَتَعَالَى فِى كِتَا بِهِ اْلكَرِيْمِ ، " يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَ تُقَا تِهِ وَلاَ تَمُوْ تُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ "



Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,  marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah dengan berusaha menjalankan semua yang Allah perintahkan dengan hati yang ikhlas dan penuh ketaatan, serta berupaya sekuat tenaga meninggalkan larangan-Nya dengan hati yang patuh dan penuh ketundukan.

Marilah kita merenung sejenak untuk menghitung diri dan amal yang telah kita perbuat pada hari-hari yang lalu, kemudian memperkuat keinginan untuk memperbaiki dan menambah amal kebaikannya.

Sesungguhnya hari-hari yang telah berlalu, bulan-bulan yang datang silih berganti, dan tahun-tahun berakhir dan datang tahun baru, semuanya berjalan dan berlalu dengan maksud tujuan yang jelas.

Hidup manusia mempunyai tahapan yang dilalui setapak demi setapak namun pasti, dan orang-orang di dunia ini akan berangkat menuju akhirat, dan semua akan mendekat pada kematian.


مَنْ عَمِلَ صَا لِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلا مٍ لِّلْعَبِيْدَ


“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Fushilat : 46)

Seseorang yang hanya berangan-angan saja untuk melakukan amal shaleh dan tetap mengikuti hawa nafsunya adalah mereka yang lemah, lemah karena dikalahkan dengan syahwat. Memang pada dasarnya setiap manusia akan dan pernah melakukan kesalahan, berbuat dosa dan maksiat, namun dengan demikian kesadaran dari kekhilafan itulah yang akan membuat seseorang itu menjadi seorang mukmun yang baik tatkala ia melakukan taubat dengan sebenar-benarnya.

Umar bin Khattab ra pernah berwasiat bahwa : “Hitunglah dirimu sebelum dihitung, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan bersiaplah untuk dihadapkan kepada Allah pada hari penghadapan yang besar.” (HR. Tirmidzi)

Oleh sebab itu minimal ada 3 hal yang perlu kita renungkan, agar hari-hari yang telah berlalu membuat kita sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa tidak dibiarkan hidup semaunya, karena hidup yang dilalui akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.

Ketiga hal tersebut antaralain sebagai berikut :

Pertama, adalah tentang diri kita. Apa yang telah kita lakukan untuk diri kita dari amal shaleh? Apakah kita termasuk orang yang berbahagia, karena telah mengisinya dengan ketaatan disetiap hari-harinya dengan sholat, puasa, menunaikan zakat, ibadah haji dan lain sebagainya dengan sungguh-sungguh dan penuh ketaqwaan? Ataukah kita termasuk orang yang bersedih dan menangis, karena melewatkan hari-hari dengan kemaksiatan, kedurhakaan, bahkan tidak mengindahkan syariat Allah dengan penuh rasa takut kepada-Nya?

Kedua, tentang keluarga kita. Apa sajakah yang telah kita berikan kepada keluarga kita? Sudahkan cahaya iman telah kita bawa masuk ke dalam rumah kita dan bersama-sama dengan keluarga menuju ketaatan kepada Allah? Karenanya, hendaklah setiap rumah seorang muslim menjadi titik tolak kebaikan bagi dirinya dan juga bagi keluarganya. Jika rumahnya hampa dari siraman ayat-ayat Al-Qur’an, maka sangat wajarlah jikalau merasa rumah itu tidak ada ketenangan didalamnya.

Ketiga adalah kita intropeksi hak tetangga dan masyarakat dan kewajiban kita terhadap mereka. Apakan kita telah menyampaikan amanat yang diembankan kepada kita dengan baik, ataukah kita khianati amanat tersebut? Sudahkan hak-hak tetangga dan masyarakat kita tunaikan dengan baik pula? Jika belum, mohonlah ampunan kepada Allah atas setiap kelemahan kita dalam menjalankan kewajiban terhadap sesama.

Demikian khutbah singkat kali ini, semoga bisa menjadi renungan kita agar kita menjadi seorang muslim yang lebih baik dan tidak merugi atas hidup kita.




Khutbah Kedua :



اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ ، اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اِرْ غَا مًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ ، اِتَّقُوْا للَّهَ تَعَا لَى وَذَرُوالْفَوَا حِشَ مَا ظَهَرْ مِنْهَا وَمَا بَطَنْ ، وَحَا فِظُوْا عَلَى الطَّا عَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَا عَةِ . وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللَّهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ ، وَثَنَّى بِمَلاَ ئِكَةِ اْلمٌقَّرَ بِيْنَ . فَقَالَ تَعَالَ: اِنَّ اللَّهَ وَمَلاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىْ يَاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ .

اَللَّهُمَّ اغْفِرْا لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزِّنَا وَاْلمِحَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَا صَّةً وَعَنْ سَائِرِبِلاَدِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَا مَّةً ، رَبَّنَا اَتِنَا فِىى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَاللَّهِ اِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَايْتَاءِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ اَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَا ذْكُرُوْا اللَّهَ الْعَظِيْمِ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ اَكْبَرُ .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbatul Hajjah

Konsep Dakwah Kultural di Indonesia